Emotional Quality
Selama ini, kita hanya mendengar soal kecerdasan intelektual, IQ. Itu lho, yang biasanya kita di tes dengan serangkaian tes berhitung, logika dan lain-lain. Lantas, kita dikasih tahu apakah IQ kita jenius, pintar, biasa-biasa atau bahkan jongkok. Konon, banyak penelitian mengatakan IQ berhubungan erat dengan keberhasilan di sekolah. Makanya, kalau teman-temanmu yang dapat ranking dan lulus dengan nilai-nilai terbaik, biasanya IQ-nya juga tergolong tinggi. Apakah itu sudah cukup?
Nanti dulu. Kita bukan hanya berbicara mengenai kita sekarang tapi juga masa depan. Dalam penelitian dan workshop untuk orang-orang dewasa yang telah bekerja, bahkan diantaranya sudah jadi pebisnis yang berhasil, saya sering bertanya, "Dimanakah teman-teman yang dulunya juara kelas atau lulusan terbaik?" Ternyata, banyak yang hidupnya hanya berakhir biasa-biasa saja. Ada yang hanya jadi pengangguran, penjaga toko, bahkan ada yang hidupnya tidak jelas. Malah, yang berhasil adalah mereka yang nilainya atau IPKnya biasa-biasa saja.
Kalau begitu IQ dan nilai pelajaran tidak penting? Tentu saja tidak demikian. Kita tetap membutuhkan nilai pelajaran. Untuk mendapatkan sekolah favorit atau beasiswa, nilai pelajaran masih tetap perlu. Begitu pula nantinya, kalau kita akan mulai bekerja, ternyata IP saja tidak cukup. Alangkah bagusnya kalau IP tinggi, bisa disertai juga dengan Kecerdasan Emosional yang tinggi.
Akhirnya, EQ yang tinggi menjadikan kita pribadi yang berarti dan berkontribusi. Intinya, kita tidak bisa menyebut kita ber-EQ tinggi kalau meninggalkan banyak luka, rasa pahit dan penderitaan bagi banyak orang di sekitar kita.
Komentar
Posting Komentar